Arwan Aras: Pesantren adalah Tulang Punggung Pendidikan Islam

MAMUJU – Anggota DPR RI Dapil Sulawesi Barat, Arwan M. Aras Tammauni, menghadiri peletakan batu pertama Pondok Pesantren Attahiriyah Annahdiyah, di Lombang-lombang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Kamis (26/12/2019).

Selain Arwan, hadir juga Kapolda Sulawesi Barat Brigjen Pol Baharuddin Djafar, Wakil Bupati Mamuju, Irwan Satya Putra Pababari, kepala Kemenag Kabupaten Mamuju, Syamsuri Halim, para alim ulama dan tokoh masyarakat.

Dalam kesempatannya menyampaikan sambutan, Arwan M. Aras Tammauni, menyebutkan bahwa pondok pesantren merupakan tulang punggung pendidikan Islam.

“Pondok pesantren itu merupakan tulang punggung pendidikan Islam. Pesantren adalah pendidikan islam tertua di indonesia jauh sebelum madrasah – madrasah atau sekolah-sekolah umum itu lahir. Oleh karenanya, kita semua berharap agar awal dari pendirian dan peletakan batu pertama pondok pesantren ini, akan berjalan dengan baik, lancar dan sukses,” kata Arwan Aras.

Menurutnya, kehadiran pondok pesantren Attahiriyah Annahdiyah ini diyakini menjadi suatu lembaga pendidikan untuk mendidik dan melahirkan generasi yang religius, berkarakter kuat dan memiliki moral yang kokoh.

“Ini karunia dari Allah SWT. Saya sebenarnya cemburu, sebab Uwe’ saya bersama Kapolda juga mendirikan pondok pesantren. Kiai Muda Ahmad Multazam jugamendirikan pondok pesantren ini. Sementara saya, belum bisa mendirikan pesantren,” ucap Arwan.

“Pesantren yang dibangun ini akan menjadi solusi terbaik pendidikan generasi hari ini, baik dari sisi pengembangan spiritualitas dan religiusitas, pengembangan karakter, dan pengembangan SDM secara umum. Sebab pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan yang dapat menempa generasi umat islam dengan sangat disiplin, tekun, terampil dan inovatif. Sehingga lahirlah generasi-generasi islam yang kuat, berdaya saing tinggi, moderat dan handal,” tambahnya.

Apalagi, tambah politisi muda PDI Perjuangan ini, seperti diketahui, bahwa di Sulawesi Barat masih sangat kurang pesantren-pesantren. Sehingga, apa yang dimulai ini dapat terwujud di masa-masa yang akan datang.

“Oleh sebab itu, semua elemen masyarakat, pemerintah dan unsur-unsur lainnya harus memberikan dukungan secara optimal atas rencana pembangunan pondok pesantren ini.

Di akhir kesempatannya, Anggota Komisi VIII DPR RI ini juga bersedia memberikan bantuan sekira 500 sak semen untuk mendukung kelancaran pembangunan pondok pesantren tersebut.

Sementara itu, pimpinan pondok pesantren Attahiriyah Annahdiyah, Kiai Muda Ahmad Multazam, mengaku beryukur atas dukungan, support dan bantuan yang diberikan oleh DPR RI dan Polda Sulawesi Barat.

“Pondok pesantren ini memang dibangun secara swadaya. Ada yang membantu semen, kayu, dan bahkan ada seorang haji yang bersedia membantu timbunan un limited. Inilah karunia Allah SWAT, bahwa melakukan suatu kebaikan, maka rezekinya akan mengalir dan datang dari arah yang tak disangka-sangka,” kata Multazam.

Cucu KH. Muhammad Tahir Imam Lapeo ini mengatakan, bahwa kehadiran pondo pesantren yang dibangun secara swadaya ini, maka kepemilikannya bukan hanya satu atau dua orang. Namun, pondok pesantren ini menjadi milik umat.

“Pondok pesantren ini bukan milik Multazam, bukan milik Abah saya. Tetapi menjadi milik umat, milik kita semua,” ujar Multazam yang juga Ketua Majelis Dzikir Rijalul Ansor Kabupaten Mamuju ini.#ash/red.

Tinggalkan komentar