Industri Batam Lesu, Airlangga Soroti 2 Pemicunya

JAKARTA – Menteri Perdagangan Airlangga Hartarto memberikan tanggapan atas masalah lesunya geliat industri di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Faktor utama yakni para pengusaha di sana dihadapkan pada persoalan daya saing.

“Kita melihat itu terkait dengan daya saing dan logistik,” kata Airlangga di kantor Kementerian Perindustrian, dikutip dari CNBC, Rabu (14/8/2019).

Meski begitu, hal tersebut dinilai tidak berpengaruh banyak pada investasi di Batam. Airlangga mengatakan potensi investasi untuk industri elektronik cukup besar di wilayah tersebut.

“Elektronik di Batam investasinya meningkat, seperti Pegatron. Nilai ekspor juga besar,” katanya.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronik Kementerian Perindustrian, Harjanto, juga mengatakan, industri elektronik masih sangat menjanjikan di Batam.

“Kita kerjasama dengan Singapura, Nongsa, sehingga kita punya satu klaster sendiri. Kemudian kita punya politeknik sekarang khusus mendukung industri semi konduktor dan SDM diperlukan,” ucap Harjanto.

Industri Batam saat ini tengah menghadapi tren penurunan. Dua pabrik elektronik di Batam dikabarkan akan tutup pada tahun ini. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan ribuan pekerja terancam kena pemutusan hubungan kerja (PHK) di Batam.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, pertumbuhan industri manufaktur di Batam pada 2013 masih berada di angka 7,07% tetapi pada 2017 melorot menjadi tinggal 1,76%.

Apalagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Batam mayoritas berasal dari industri pengolahan berkontribusi signifikan terhadap dengan sumbangsih sekitar 55%.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mengungkapkan nilai ekspor Kota Batam Januari-Juni 2019 terbesar melalui

Pelabuhan Batu Ampar sebesar US$1,52 miliar, disusul Pelabuhan Sekupang US$ 844,61 juta, Pelabuhan Belakang Padang US$522,77 juta, dan Pelabuhan Kabil/Panau US$522,77 juta.

Kontribusi keempat pelabuhan terhadap kumulatif ekspor Januari-Juni 2019 di wilayah tersebut sebesar 99,80%.#tas/ed K1.

Tinggalkan komentar