MAMUJU – Penamaan sejumlah destinasi wisata di Pulau Karampuang menjadi perhatian serius dari Wakil Bupati Mamuju, H.Irwan SP Pababari selaku Ketua Pelaksana kegiatan Festifal Maradika Mamuju ini menyayangkan adanya pergeseran nama sejumlah destinasi Wisata di pulo (pulau) Karampuang, termasuk nama Pulo Karampuang sendiri yang menurutnya, semula bernama Liutang (pulau), dan salah satu desanya sebenarnya yang justru bernama Karangpuang, namun setelah mengalami pengaruh serapan bahasa Indonesia bergeser menjadi Pulau Karampuang.
“Nama lain disana seperti nama Sumur tiga rasa yang tersohor dengan sebutan Sumur Jodoh, sebenarnya dulu bernama Bujung Dilaukang atau Bujung Kayyang, ini harus dikembalikan keaslinya yang berbahasa Mamuju atau bahasa lokal,” kata Irwan, Minggu (14/11).
Irwan menambahkan, karena segmentasi kekayaan budaya akan kehilangan marwahnya, sebagai sesuatu yang sakral saat telah mengalami perubahan atau modernisasi.
“Ditambahkan dengan kembalinya penamaan lokal akan menjadi salah satu upaya untuk menjaga keaslian kekayaan budaya di Mamuju,” tambahnya.
Kepala Desa Karampuang, Hasdiah mengaku sangat setuju dengan pengembalian nama tersebut, menurutnya sangat banyak nilai dan arti yang bergeser saat nama tersebut diubah.#andi/red.