Jilid II Habsi-Irwan, Nanang Wahidin menilai Pilkada Mamuju rasa Pilgub

OPINI – Keputusan Jilid II Habsi-Irwan memang langkah yang paling tepat untuk melawan SDK efek pada Pilkada 2020,sebab dengan gabungan kekuatan Habsi dan Irwan maka akan lebih bisa merangsang romantisme HI Pilkada 2015 lalu minus loyalis kelompok SDK dan Instrumen Demokrat.

Pilihan Jilid II Habsi-Irwan bukan tanpa alasan bagi Habsi dan terlebih bagi Irwan alasannya adalah;

Bacaan Lainnya

Bagi Habsi.
Bergabungnya kembali kelompok Irwan akan menjadi pasangan yang ideal sebab gerbong Irwan juga punya kekuatan yang mandiri serta disokong full oleh dua kekuatan keluarga besar baik yakni keluarga besar pihak Irwan dan dari keluarga besar pihak Nirmalasari Aras (istri Irwan)

Kabupaten Mamuju adalah kabupaten yang memiliki jumlah pemilih terbesar kedua setelah Kabupaten Polewali Mandar di Sulbar ini, sehingga tiket masuk dalam kontestasi Pilgub Sulbar akan lebih menjanjikan dimiliki.

Kharismatik Irwan juga merupakan sosok yang paling paripurna untuk menjadi calon wakil bagi siapapun yang maju menjadi calon bupati termasuk dalam hitungan Habsi.

Dan Bagi Irwan.
Hitungan menang akan lebih meyakinkan jika dia rela maju sebagai wakil dan memilih Habsi yang juga Petahana sebagai calon bupatinya ketimbang harus maju rivalan dengan Petahana juga gerbong kuat SDK.

Mengingat agenda Pilkada serentak akan diselenggarakan pada 2024 maka masa aktif bupati dan wakil bupati terpilih pada Pilkada 2020 ini hanya berjalan kurang lebih 3 tahun 8 bulan sehingga tidak telalu menunggu lebih lama untuk mewujudkan misi awal kelompok Irwan yakni “Dont Delay” yang sejak 2015 lalu didengungkan.

Jika menang maka tentu modal Iwan untuk melangkah ke Pilkada Mamuju 2024 akan semakin besar, sebab selain Habsi sudah tidak maju lagi sebab dibatasi oleh aturan dia juga sudah memukul mundur “compidance” Gerbong SDK yang dalam riwayatnya belum pernah kalah digelanggang Pilkada Mamuju.

Dari kedua analisa diatas yang juga tidak kalah penting adalah kost politik akan lebih murah jika ketimbang harus ‘fight’ berlawanan antara Habsi dan Irwan.

Saya pun juga melihat bahwa ada ambisi yang besar atas keputusan HI jilid 2 ini, sebab jika HI menang maka konsekuensinya adalah diharapkan SDK akan tergangu dalam menatap Pilgun Sulbar mendatang dan diwaktu yang sama timbul pertanyaan, “Siapa yang akan diuntungkan kondisi itu?” maka jawabnya akan diulas pada tulisan berikutnya.

Kemudian di kelompok SDK tentu memiliki hitungan lain.

SDK yang kita tahu telah mengusung anaknya dalam Pilkada Mamuju 2020 ini, bukan sebagai ajang coba-coba sebab dengan tipikal SDK yang dijuluki “Sang Maestro Politik” dan “Si Tangan Besi” dengan sendirinya memberi jawaban bahwa majunya putri sulungnya Sutinah Suhardi adalah pertaruhan citra SDK dipanggung Pilkada Mamuju dan menjadi langkah maju demi memenangkan Pilgub Sulbar mendatang.

Disisi yang lain, 3 besar gerbong politik yang diperhitungkan di Mamuju ini adalah klan SDK, Pababari dan terakhir Habsi, maka jika dalam pemilihan 2020 mendatang menghasilkan Surinah menang, maka akan menggulung habis 2 gerbong besar itu dan resikonya langkah politik mereka akan tertatih-tatih serta butuh waktu lama lagi untuk sampai pada peluang yang sama di 2020 ini untuk mengalahkan pengaruh politik SDK di k
Kabupaten Mamuju.

SDK dikenal sebagai figur politik yang dekat dan dicintai oleh masyarakat pegunungan dan diketahui pemilih di Mamuju itu, mayoritas masyarakat pegunungan dan itu yang akan menjanjikan kekuatan SDK akan tetap bertahan sebagai gerbong terkuat di Mamuju.

Disisi lain Sutinah yang ketahui adalah anak sulung SDK, juga memiliki point pemikat diluar dari kharismatik ayahnya yakni, Sutinah adalah petarung perempuan pertama yang muncul di Mamuju, kemudian Sutinah adalah perempuan pertama seorang istri Kapolres yang akan bertarung dimamuju, kemudian Sutinah adalah perempuan pertama yang rela meninggalkan jabatan sebagai kepala dinas dan status sebagai ASN demi maju sebagai calon Bupati Mamuju, ditambah lagi gambaran tangan besi ayahnya kelihatan terwariskan ke Sutinah saat dengan gagah Tina mengambil alih Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Mamuju dan menginternalisasikannya demi maksud penguatan.

Maka saat ini yang dinantikan adalah siapakah pasangan Surinah dalam melawan Petahana HI jilid II?. (**)

Tasiu, 01 November 2019
Penulis:Nanang Wahidin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *