MAMUJU – Rapat Kordinasi (Rakor) bersama gubernur, Ketua DPRD provinsi, walikota dan bupati se Indonesia digelar melalui teleconference.
Pertemuan itu digelar secara virtual tak luput dari kehadiran pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Barat. Diantaranya Gubernur Ali Baal Masdar dan Ketua DPRD Sitti Suraidah Suhardi, Jumat (17/4/2020).
Rapat kordinasi dihadiri lebih dari 500 pimpinan daerah itu dibuka Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam paparannya membeberkan sejumlah problem yang dialami negara saat ini.
Pandemi Covid-19 kata dia, telah merenggut separuh dari kekuatan negara khususnya pada aspek ekonomi. Hal tersebut dibenarkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani secara membeberkan terhadap fluktuasi perekonomian nasional saat ini yang banyak dipengaruhi oleh turunnya pendapatan negara.
Betapa tidak, pada sektor penerimaan perpajakan melemah. Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mengalami penurunan dampak jatuhnya harga komoditas.
“Kegiatan ekonomi secara nasional sangat tajam dan menurun hingga sepuluh persen,” ungkap Sri Mulyani.
Terpisah, Ketua DPRD Sulawesi Barat, Sitti Suraidah Suhardi menuturkan atas upaya pemerintah pusat tersebut tentu mengapresiasi.
Terutama terhadap kebijakan yang mendorong atensi terhadap masyarakat terdampak secara sosial dan ekonomi.
“Tentu kita harus berterima kasih pada pemerintah pusat atas apa yang menjadi upayanya. Sebagai orang di daerah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak turut membantu kebijakan pemerintah pusat. Apalagi jika ini terkait keselamatan rakyat,” kata dia.
Olehnya, mantan Ketua DPRD Mamuju ini, berharap pada jajaran pemerintah daerah di semua jenjang untuk serius dan mampu memaksimalkan penggunaan dana yang ada di daerah.
“Ikuti petunjuk pemerintah pusat. Karena banyak aturan yang direvisi akibat refocusing anggaran. Terutama APBD kita. Kita harus hati-hati. Karena kalau salah salah melangkah akan berdampak panjang terhadap perekonomian daerah,” katanya.
Selain itu, Suraidah pun mengingatkan kepada pihak eksekutif dengan melihat gejala sosial dan grafik yang terpapar Covid 19, untuk memaksimalkan upaya dalam mendorong Social Safety Net (jaring pengaman sosial) dengan segera.
“Kalau jika tidak, maka ancaman pengangguran dan kemiskinan terbuka lebar. Jadi ada beberapa hal yang mesti jadi fokus pemerintah kita dalam waktu dekat. Pertama penanganan mereka yang terpapar pada gejala. Kemudian kedua adalah bagaimana bantuan sosial diarahkan untuk mereka yang betul betul terdampak dan ketiga terkait stimulus usaha agar kemandirian ekonomi rumah tangga tetap stabil di tengah krisis ini,” pungkasnya.#Ad/Red