KOPI dan DEMOKRASI, dari Rakyat oleh Rakyat untuk Rakyat

OPINI, KOREKSINEWS – Proses pengadaan kopi (petik, olah, jual) dinilai berhasil dan berkualitas ketika cita rasa (kopi) yang dihasilkan digandrungi masyarakat “penikmat” kopi.

Demikian halnya dengan demokrasi. Untuk menghasilkan Pemilu yang berkualitas sesuai ekspektasi rakyat, demokratisasi harus didukung oleh budaya politik yang baik sesuai dengan prinsip prinsip demokrasi.

Partisipasi rakyat dalam menggunakan hak pilih (voters), akan tinggi ketika proses pemilihan umum (Pemilu) berjalan sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang undangan yang berlaku.

Namun sebaliknya, bila proses pelaksanaan Pemilu tidak berjalan secara demokratis, maka rakyat cenderung bersikap apatis terhadap proses berdemokrasi itu sendiri sehingga dapat memicu munculnya pemilih golongan putih (Golput).

Literasi politik sangat penting ditumbuhkembangkan ditengah tengah masyarakat (awam) agar tidak mudah terprovokasi dan dijadikan “martir politik”. Perbedaan opini tanpa “chaos” merupakan edukasi bagi masyarakat (awam) dalam memahami suatu permasalahan (issue) yang ada.

Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (jalan, listrik, air, dsbnya) akan sulit dikompromikan dan ditoleransi oleh masyarakat (grassroots) jikalau pelayanan maupun pemenuhan kebutuhan dasar tersebut tidak berjalan dan tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Sinkronisasi antara kemampuan keuangan daerah, sumber daya alam (SDA), dan sumber daya manusia (SDM) akan menghasilkan program kerja yang jelas (terarah dan terukur).

Oleh : Muhammad Khalid
Penulis tinggal di Sengkang Kabupaten Wajo (Sulsel)

https://www.facebook.com/profile.php?id=100077230805668&mibextid=ZbWKwL

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *