OPINI – Tidak terasa, puasa Ramadhan sudah memasuki sepuluh hari terakhir. Fase pembebasan diri siksa api neraka. Setidaknya ada tiga dimensi untuk meraih butir-butir nilai ibadah puasa Ramadhan.
Memperkukuh hubungan vertikal yang berarti membina diri kita untuk memperkukuh hubungan ke atas antara manusia dan Allah
Lalu memperkukuh hubungan horizontal. Yaitu mendidik diri kita untuk memiliki kebersamaan dengan sesama manusia. Serta meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah SWT.
Ibadah puasa dan seluruh ibadah lainnya dalam Islam pada dasarnya mendidik umat manusia agar senantiasa menjalin hubungan yang dekat dengan Allah SWT. Allah SWT menyatakan bahwa Dia amat dekat dengan manusia sehingga Allah SWT selalu mengetahui apa yang dilakukan manusia, kapan saja dan di mana saja, karena manusia tidak luput dari pengawasannya. Bila tahu bahwa dirinya tidak bisa lepas dari pengawasan Allah, niscaya manusia tidak akan melakukan penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan Allah.
Allah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 186, ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”
Dengan berpuasa, kita merasakan lapar, dahaga dan harus bersama serta dalam waktu yang sama juga. Karena itu, hubungan sesama manusia, khususnya sesama muslim, harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. Pada bulan suci Ramadhan kita diperintah untuk menunaikan zakat, infak dan sedekah.
Ibadah puasa memberikan kesadaran bagi setiap individu agar tidak sombong. Sehebat apa pun manusia, bila tidak makan dan tidak minum dalam beberapa jam, kondisi fisik menjadi lemah. Dapat kita bayangkan manakala Allah SWT tidak memberikan rezeki kepada manusia, maka manusia merasa kesulitan yang amat sangat. Itu merupakan ujian kesabaran bagi manusia untuk menghadapi berbagai cobaan. Sebagaimana ditegaskan dalam surah Al Baqarah ayat 155, ”Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Meningkatkan Disiplin, Melaksanakan Nilai-Nilai Kebenaran
Manusia telah dibimbing Allah dengan diturunkannya Alquran sebagai hudan (petunjuk) sehingga manusia dapat membedakan antara jalan hidup yang benar dan jalan hidup yang salah. Sebagaimana ditegaskan dalam surah Al Baqarah ayat 185, ”Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil.”
Setidaknya ada tiga bentuk disiplin dalam kebenaran yang amat penting untuk kita laksanakan. Pertama, disiplin dalam menunaikan kewajiban yang harus ditunaikan. Lalu disiplin dalam waktu, yakni menggunakan waktu sebaik mungkin dalam konteks pengabdian kepada Allah. Dan disiplin dalam menaati hukum sehingga sesuatu yang semula boleh menjadi tidak boleh untuk dilakukan pada siang hari seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri.
Rasulullah SAW berharap seyogianya keberadaan dunia ini meliputi lima aspek sebagaimana sabdanya: Dunia ini bagaikan kebun atau taman yang indah yang dihiasi dengan lima hal, yakni ilmunya para ulama, keadilan para pemimpin/pejabat, ibadahnya hamba-hamba Allah, amanahnya (tepercayanya) para pedagang, serta disiplinnya para pekerja.
Lima hal yang menghiasi dunia jadilah bagaikan taman yang indah. Namun, di dunia ini juga ada lima hal yang berusaha dibisikkan para iblis ke telinga manusia agar tidak berhasil menancapkan lima hal tersebut. Yaitu, iblis datang dengan kedengkian menggantikan ilmu ulama; iblis datang dengan diskriminasi menggantikan keadilan para umara; iblis datang dengan sikap sombong menggantikan ibadah para hamba Allah; iblis datang dengan khianat menggantikan panji amanah pengusaha; dan iblis datang dengan kebobrokan dengan mengesampingkan disiplin para pekerja.
Karena itu, marilah bulan suci ini diisi dengan amalan-amalan yang baik dengan cara meningkatkan iman kita. Banyak membaca Alquran untuk meningkatkan imun kita agar tetap aman dari serangan wabah Covid-19. Dan pada akhirnya kita ucapkan aamiin. Jangan lupa pula mengulurkan tangan dengan memberikan sedekah kepada fuqara dan masakin yang sangat membutuhkannya. (**)
Penulis: Ridwan Nasir Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya