POLMAN, KOREKSINEWS – Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menggelar pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) dalam rangka menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023 dengan mengusung tema kemiskinan ekstrem dan stunting, di tuang pola kantor bupati Polman, Senin (3/4/2023).
Secara Hybrid dengan menghadirkan Narasumber Dr. Agussalim (Development Palnning Specialist), Dr. Ir. Abustan (Sekda Kabupaten Barru, Sulsel), Hj. Tuti Ruswati (Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat), dan Drs. Anwar Mukhtadlo (Kepala Bappeda Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur).
Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar menilai tema yang diusung merupakan prioritas dengan memfokuskan pada kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting dengan tujuan untuk membuka ruang diskusi, koordinasi dan partisipasi yang lebih luas kepada seluruh stakeholder dalam merumuskan perencanaan solusi penurunan kemiskinan ekstrim dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Polman.
“Seluruh perangkat daerah khususnya kepala desa, harus serius dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting. Tidak perlu sampai ke OPD sebenarnya kalau mau, karena di desa sudah ada dana desa dan tingal bagaimana memanfaatkan dana tersebut,” ungkap Andi Ibrahim Masdar.
Bupati dua periode ini menambahkan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan kepala desa se Kabupaten Polman untuk membahas strategi yang akan dilakukan kedepan, dalam pengentasan kemiskinan ektrem dan penurunan stunting khususnya di Kabupaten Polman.
“Di bulan suci Ramadhan ini, kita akan mengundang kepala desa per kecamatan, untuk membicarakan pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting. Daripada anggaran desa habis tapi kemiskinan ektrem dan stunting tidak turun, kan repot,” jelasnya.
Hadir dalam pertemuan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Nuryamin menyampaikan, bahwa agar sasaran penurunan prevalensi stunting dapat tercapai perlu penguatan posyandu melalui edukasi dan sosialisasi dalam pemantauan tumbuh kembang anak.
“Keberadaan posyandu sangat efektif dalam upaya mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak dengan mendekatkan posyandu ke masyarakat serta sebagai tempat pemberian edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya pencegahan stunting,” kata Nuryamin.
Lebih lanjut, Nuryamin mengatakan dibutuhkan upaya dalam melakukan intervensi terhadap keluarga berisiko stunting baik intervensi sensitif maupun spesifik dengan melakukan koordinasi yang baik antara stakeholder terkait.
“Stunting tidak hanya berbicara mengenai gizi, tapi juga terkait dengan masalah sanitasi, air bersih dan lainnya, maka kegiatan intervensi yang dilakukan harus terukur tiap bulannya,” ujarnya.
Hadir pada kegiatan ini wakil bupati Polman, Dandim 1402 Polman, seluruh kepala OPD, camat, kepala Puskesmas, organisasi masyarakat, organisasi profesi, perguruan tinggi se Polman serta lebih dari 300 undangan yang hadir secara virtual.(**)