PALOPO, KOREKSINEWS – Wakil Wali Kota Palopo Dr.Rahmat Masri Bandaso (RMB) dalam hal ini mewakili wali kota Palopo bersama unsur Forkopimda, mengikuti pertemuan terkait penanganan pemulihan ekonomi dan inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) secara virtual di ruang kerja wali kota Palopo, Lantai III, Jumat, 27 Januari 2023.
Menindaklanjuti surat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Selatan Nomor: 555.3/0667/B. umum, tanggal 25 Januari 2023 perihal acara penanganan pemulihan ekonomi dan inflasi di Provinsi SulSel, dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan bahwa pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi Sulawesi Selatan sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo.
“Tingkat inflasi dari bulan ke bulan menunjukkan angka 0’71 persen dan inflasi tahun ke tahun 2021-2022 berada pada angka 5,77 persen. Melihat selama 3 bulan terakhir di kwarter ke 4 tahun lalu tingkat inflasi mengalami penurunan,” kata gubernur.
Menurutnya, beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi ialah BBM, angkutan udara, komiditi telur ayam, bawang merah, tomat, kue kering berminyak, sabun deterjen termasuk rokok kontrak rumah.
“Adapun inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran tahun ke tahun, ialah makanan, minuman dan tembakau. Melihat dari historical inflasi di Sulawesi Selatan ada di 5 yaitu Kota Makassar, Pare-Pare, Palopo, Watampone dan Bulukumba, dari tahun 2019 – 2022 kadang menjadi inflasi sosial yang menjadi konsen yang banyak memberikan deflasi atau inflasi terhadap Sulawesi Selatan. Kemudian realisasi nilai ekspor dan investasi di Sulawesi Selatan tahun 2021-2022 naik 41,63 persen senilai Rp34,44 triliun,” paparnya.
Mendagri, Muhammad Tito Karnavian dalam penyampaiannya, mengenai pandemi Covid-19 mengatakan, kasus konfirmasi standar WHO jauh dibawah 5 persen angka hospitality rate yang masuk rumah sakit jauh dibawah 50 persen dari keterisian kesiapan rumah sakit.
“Angka kematian 3 persen masi jauh dalam standar WHO, ditambah dengan data reproduksi dalam artian data lengkap penularan, adapun angka zero sufey yang dilakukan secara Nasional dimulai dari Kemendagri bulan Desember tahun 2021 menunjukkan angka 86,69 persen,” sambungnya.
“Memakai masker Ini merupakan kebiasaan baru yang baik, ini momentum kita membuat kebiasaan, yang terlanjur selama kurang lebih 3 tahun membiasakan diri memakai masker,” tutupnya. (**)